SOSIOANTROPOLOGI
A.
Definisi
Sosiologi
Beberapa
pengertian atau definisi sosiologi.
1. Pitirim A.Sorokin: sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
a. Hubungan dan
pengaruh timbal balik antar aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi
dengan gejala politik)
b. Hubungan dan
pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (misalnya
ekonomi dengan gejala biologis).
c. Ciri-ciri
umum dari semua jenis gejala sosial.
2. Roucek dan Warren: sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok.
3. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi: sosiologi
atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial.
Struktur
sosial adalah keseluruhan jalinan antar unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu
kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok
sosial serta lapisan-lapisan sosial.
B.
Ciri-ciri Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
berdiri sendiri, karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan,
yaitu:
1. Suatu pengetahuan
(knowledge)
2. Tersusun
secara sistematis
3. Logis
(menggunakan pemikiran)
4. Obyektif
(dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain)
Menurut
Harry M. Johnson ciri-ciri utama sosiologi adalah:
1. Bersifat empiris,
artinya sosiologi didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat,
serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2. Bersifat teoritis,
artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil
observasi, yang merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis,
serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat, sehingga menjadi
teori.
3. Bersifat kumulatif,
artinya teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada
dalam arti memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori yang lama.
4. Bersifat non
ethis, artinya yang dipersoalkan sosiologi bukan baik atau buruknya fakta
tertentu, melainkan bertujuan untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
D. Sifat Hakekat Sosiologi
1. Merupakan suatu ilmu pengetahuan
sosial, bukan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian
(berbeda dalam hal isinya, bukan metodenya)
2. Bukan merupakan disiplin ilmu
yang normatif melainkan yang kategoris.
Artinya, sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan pada apa yang
seharusnya terjadi.
3. Merupakan ilmu pengetahuan murni
(pure science) bukan ilmu pengetahuan
terapan (applied science) Pure science adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara
abstrak hanya untuk mempertinggi mutunya, tanpa menggunakannya dalam
masyarakat.
Applied science adalah ilmu pengetahuan
yang bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut dalam
masyarakat, dengan maksud membantu kehidupan masyarakat.
Tujuan
sosiologi adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang
masyarakat, bukan untuk mempergunakannya terhadap masyarakat. Sosiologi merupakan
ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang
mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah sosial, namun bukanlah
suatu apllied science.
4. Bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian
dan pola-pola umum, Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi
prinsip-prinsip atau hukum-hukum dari ineraksi antar manusia dan juga mengenai
sifat, hakekat, bentuk, isi dan struktur dari masyarakat.
5. Merupakan ilmu pengetahuan yang
umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala
yang umum ada pada setiap interaksi antar manusia.
E.
Obyek Studi Sosiologi
Seperti halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya,
obyek studi sosiologi adalah masyarakat dilihat dari sudut hubungan antar manusia
dan proses yang timbul dari hubungan tersebut dalam masyarakat.
Beberapa definisi masyarakat adalah:
1. Mac Iver dan Page: Masyarakat adalah suatu sistem
dari kebiasaan dan tata cara, wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan
golongan, pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia, yang
merupakan jalinan hubungan sosial dan selalu berubah.
2. Ralp Linton: Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah
hidup dan bekerjasama cukup lama, sehingga dapat mengatur diri dan menganggapnya
sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
3. Selo Soemardjan: Masyarakat adalah orang-orang
yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
Dari
beberapa definisi masyarakat tersebut terdapat beberapa unsur yang sama, yaitu:
a. Manusia yang
hidup bersama
b. Bercampur/bergaul
dalam waktu yang cukup lama
c. Sadar
sebagai suatu kesatuan
d. Sebagai
suatu sistem hidup bersama yang melahirkan kebudayaan.
A. Pengertian
dan Ruang Lingkup Antropologi
Antropologi berasal dari kata Yunani anthropos dan logos (anthopos = manusia,
logos = ilmu). Jadi antropologi adalah
“ilmu tentang manusia” dalam arti luas, karena yang dipelajari bagian-bagian
fisik dan sosial manusia.
Antropologi mencoba memberi jawaban mengenai
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan manusia sebagai makhluk sosial.
Ada lima masalah yang diperhatikan oleh ilmu
antropologi, yaitu:
- Masalah sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai makhluk biologis
- Masalah sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia, dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.
- Masalah persebaran dan terjadinya aneka warna bahasa yang diucapkan oleh manusia diseluruh dunia.
- Masalah perkembangan, persebaran dan terjadinya aneka warna dari kebudayaan manusia di seluruh dunia.
- Masalah dasar-dasar dan aneka warna kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat-masyarakat dan suku-suku bangsa yang tersebar di seluruh dunia.
Berkaitan dengan kelima masalah tersebut, maka di
dalam antropologi juga dikenal adanya lima bagian/cabang ilmu, yaitu:
1. Paleo –
antropologi disebut
antropologi fisik
2. Antropologi
fisik dalam
arti luas
3. Etnolinguistik
4. Prehistori disebut
antropologi budaya
5. Etnologi
Ø Paleo –
antropologi meneliti
asal-usul atau terjadinya dan perkembangan makhluk manusia dengan mempergunakan
sisa-sisa tubuh yang telah membantu atau fosil-fosil manusia sebagai obyek
penelitiannya dengan berbagai metode penggalian.
Ø Antropologi
fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang
mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya aneka warna
makhluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.
Ø Etnolinguistik
adalah ilmu bagian dari antropologi yang obyek penelitiannya berupa daftar
kata-kata, pelukisan-pelukisan ciri-ciri dan tata bahasa dari bahasa-bahasa
lokal yang tersebar di berbagai tempat yang terkumpul bersama-sama dengan
unsur-unsur kebudayaan suatu suku bangsa.
Ø Prehistori
mempelajari sejarah perkembangan dan persebaran kebudayaan manusia dari masa
sebelum manusia mengenal huruf sampai masa sesudah manusia mengenai huruf. Kebudayaan Mesir
adalah kebudayaan tertua yang mengenal huruf,
yaitu sekitar 4.000 tahun SM. Obyek penelitian prehistori adalah bekas-bekas
kebudayaan yang berupa benda-benda dan alat-alat atau artefak-artefak yang tersimpan dalam
lapisan bumi.
Ø Etnologi
adalah ilmu bagian antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang dasar-dasar kebudayaan manusia, dengan mempelajari
kebudayaan suku-suku bangsa yang tersebar di dunia.
B. Antropologi sebagai Ilmu Pengetahuan
Penelitian lapangan yang dilakukan oleh para ahli
antropologi dapat menghasilkan ilmu pengetahuan ilmiah, jika telah dilakukan
pengujian atau vertifikasi mengenai kebenarannya.
Pengujian dalam ilmu pengetahuan dapat bersifat
intern dan dapat pula bersifat ekstern. Pengujian intern bertujuan untuk
mengadakan pengecekan, apakah ada yang tidak lengkap dan apakah ada yang saling
bertentangan data yang dilaporkan.
Pengujian esktern bertujuan untuk mengadakan
pengecekan, bagaimana hubungan antara informasi yang satu dengan informasi yang
lain.
Untuk membedakan berbagai ilmu pengetahuan dalam
kategori tertentu, Becker mengadakan pembagian menurut kriteria pengecekan dan
abstraksinya.
Ditinjau dari sudut pengecekan, ilmu-ilmu
pengetahuan dapat digolongkan dalam:
1. Ilmu yang
aksiomatis, bertitik tolak dari aksioma, yaitu dalil-dalil pokok yang tidak
dapat dibuktikan, sehingga tidak mungkin untuk melakukan pengecekan ekstern. Ilmu
pasti dan logika adalah termasuk jenis ini.
2. Ilmu yang
empiris mendasarkan kesimpulan-kesimpulannya mengenai obyek yang dipelajarinya
pada fakta yang bersifat empiris.
3. Ilmu yang
spekulatif (filsafat) lebih menekankan pada pengecekan ekstern melalui intuisi
dan pengalaman para ilmuwan yang bersangkutan.
Ditinjau
dari sudut abstraksi dapat dibagi:
1. Ilmu yang nomotetis, yang bertujuan merumuskan
keteraturan atau hukum umum. Contoh: ilmu-ilmu alam.
2. Ilmu yang ideografis, yang bertujuan menekuni
obyek yang tidak berulang contoh: sejarah
Antropologi pada umumnya digolongkan ke dalam ilmu
sosial yang empiris.
Posting Komentar